Nama : Ni Kadek Budiantari
Nim : 10.1.1.1.1.3895
Kelas : PAH B V
Siva Sidhanta II
Makna Filosofis Banten Daksina
Daksina disebut Juga
"Yadnya Patni" yang artinya istri atau sakti daipada yadnya. Daksina
juga dipergunakan sebagai mana persembahan atau tanda terima kasih, selalu
menyertai banten-banten yang agak besar dan sebagainya perwujudan atau
pertapakan. Dalam lontar Yadnya Prakerti disebutkan bahwa Daksina melambangkan
Hyang Guru/ Hyang Tunggal kedua nama tersebut adalah nama lain dari Dewa Siwa.
Unsur-unsur yan membentuk daksina,
diurut dari isi terbawah hingga ke atas yaitu:
a. Alas
bedogan/srembeng/wakul/katung; terbuat dari janur/slepan yang bentuknya bulat
dan sedikit panjang serta ada batas pinggirnya. Alas Bedogan ini lambang
pertiwi unsur yang dapat dilihat dengan jelas.
b. Bedogan/srembeng/wakul/katung/srobong
daksina; terbuat dari janur/slepan yang dibuat melingkar dan tinggi, seukuran
dengan alas wakul. Bedogan bagian tengah ini adalah lambang Akasa yang tanpa
tepi. Srembeng daksina juga merupakan lambang dari hukum Rta ( Hukum Abadi Tuhan
)
c. Tampak;
dibuat dari dua potongan janur lalu dijahit sehinga membentuk tanda tambah.
Tampak adalah lambang keseimbangan baik makrokosmos maupun mikrokosmos. tampak
juga melambangkan swastika, yang artinya semoga dalam keadaan baik.
d. Beras;
yang merupakan makanan pokok melambang dari hasil bumi yang menjadi sumber
penghidupan manusia di dunia ini. Hyang Tri Murti (Brahma, Visnu, Siva)
e. Sirih
tempel/ Porosan; terbuat dari daun sirih (hijau–wisnu), kapur (putih–siwa) dan
pinang (merah–brahma) diikat sedemikian rupa sehingga menjadi satu, porosan
adalah lambang pemujaan.
f. Kelapa;
adalah buah serba guna, yang juga simbol Pawitra (air keabadian/amertha) atau
lambang alam semesta yang terdiri dari tujuh lapisan (sapta loka dan sapta
patala) karena ternyata kelapa memiliki tujuh lapisan ke dalam dan tujuh
lapisan ke luar. Air sebagai lambang Mahatala, Isi lembutnya lambang Talatala,
isinya lambang tala, lapisan pada isinya lambang Antala, lapisan isi yang keras
lambang sutala, lapisan tipis paling dalam lambang Nitala, batoknya lambang
Patala. Sedangkan lambang Sapta Loka pada kelapa yaitu: Bulu batok kelapa
sebagai lambang Bhur loka, Serat saluran sebagailambang Bhuvah loka, Serat
serabut basah lambang svah loka, Serabut basah lambanag Maha loka, serabut
kering lambang Jnana loka, kulit serat kering lambang Tapa loka, Kulit kering
sebagai lamanag Satya loka Kelapa dikupas dibersihkan hingga kelihatan batoknya
dengan maksud karena Bhuana Agung sthana Hyang Widhi tentunya harus bersih dari
unsur-unsur gejolak indria yang mengikat dan serabut kelapa adalah lambang pe
ngikat indria.
g. Telor
Itik; dibungkus dengan ketupat telor, adalah lambang awal kehidupan/getar-getar
kehidupan, lambang Bhuana Alit yang menghuni bumi ini, karena pada telor
terdiri dari tiga lapisan, yaitu Kuning Telor/Sari lambang Antah Karana Sarira,
Putih Telor lambang Suksma Sarira, dan Kulit telor adalah lambang Sthula
sarira. Dipakai telur itik karena itik dianggap suci, bisa memilih makanan,
sangat rukun dan dapat menyesuaikan hidupnya (di darat, air dan bahkan terbang
bila perlu)
h. Pisang,
Tebu dan Kojong; adalah simbol manusia yang menghuni bumi sebagai bagian dari
ala mini. Idialnya manusia penghuni bumi ini hidup dengan Tri kaya Parisudhanya.
Dalam tetandingan Pisang melambangkan jari, Tebu belambangkan tulang.
i. Buah
Kemiri; adalah sibol Purusa / Kejiwaan / Laki-laki, dari segi warna putih
(ketulusan)
j. Buah
kluwek/Pangi; lambang pradhana/kebendaan/perempuan, dari segi warna merah (kekuatan).
Dalam tetandingan melambangkan dagu.
k. Gegantusan; merupakan perpaduan dari isi daratan
dan lautan, yang terbuat dari kacang-kacangan, bumbu-bumbuan, garam dan ikan
teri yang dibungkus dengan kraras/daun pisang tua adalah lambang sad rasa dan
lambang kemakmuran.
l. Papeselan yang terbuat dari lima jenis dedaunan
yang diikat menjadi satu adalah lambang Panca Devata; daun duku lambang Isvara,
daun manggis lambang Brahma, daun durian/ langsat / ceroring lambang Mahadeva,
daun salak/mangga lambang Visnu, daun nangka atau timbul lambang Siva.
Papeselan juga merupakan lambang kerjasama (Tri Hita Karana).
m. Bija ratus adalah campuran dari 5 jenis biji-bijian,
diantaranya; godem (hitam–wisnu), Jawa (putih–iswara), Jagung Nasi
(merah–brahma), Jagung Biasa (kuning–mahadewa) dan Jali-jali (Brumbun–Siwa). Kesemuanya
itu dibungkus dengan kraras (daun
pisang tua).
n. Benang Tukelan; adalah alat pengikat simbol dari
naga Anantabhoga dan naga Basuki dan naga Taksaka dalam proses pemutaran
Mandara Giri di Ksirarnava untuk mendapatkan Tirtha Amertha dan juga simbolis
dari penghubung antara Jivatman yang tidak akan berakhir sampai terjadinya
Pralina. Sebelum Pralina Atman yang berasal dari Paramatman akan terus menerus
mengalami penjelmaan yang berulang-ulang sebelum mencapai Moksa. Dan semuanya
akan kembali pada Hyang Widhi kalau sudah Pralina. Dalam tetandingan
dipergunakan sebagai lambang usus/perut.
o. Uang Kepeng; adalah alat penebus segala
kekurangan sebagai sarining manah. Uang juga lambang dari Deva Brahma yang
merupakan inti kekuatan untuk menciptakan hidup dan sumber kehidupan.
p. Sesari; sebagai lambang saripati dari
karma atau pekerjaan (Dana Paramitha)
q. Sampyan Payasan; terbuat dari janur dibuat
menyerupai segi tiga, lambang dari Tri Kona; Utpeti, Sthiti dan Pralina.
r. Sampyan pusung; terbuat dari janur
dibentuk sehingga menyerupai pusungan rambut, sesungguhnya tujuan akhir manusia
adalah Brahman dan pusungan itu simbol pengerucutan dari indria-indria
Jenis-jenis Daksina
1. Daksina kelipatan 1 : daksina alit.
2. Daksina kelipatan 2: daksina
pakala-kalaan (Manusa Yajna).
3. Daksina kelipatan 3: daksina krepa
(Rsi Yajna).
4. Daksina kelipatan 4: daksina
gede/pamogpog (upacara besar).
5. Daksina kelipatan 5: daksina galahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar